enid
enid

Sejarah Cokelat

Sejarah Cokelat

Kata kakao berasal dari bahasa Suku Maya Ka’kau’, sama halnya dengan kosakata Suku Maya lainnya Choco’ha dan kata kerja chokola’j yang artinya “minum cokelat bersama”, kosakata ini berabad kemudian diadaptasi oleh Suku Aztec. Suku Maya percaya bahwa ka’kau’ ditemukan oleh para dewa di sebuah gunung yang mana gunung itu juga diperkaya dengan makanan enak lainnya yang lantas dikonsumsi oleh Suku Maya.

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, orang-orang Indian dari Suku Maya, yang tersebar di Meksiko dan Amerika Tengah, menggunakan tumbukan biji kakao untuk menciptakan minuman. Sebelum mengkonsumsi biji kakao, mereka menggunakannya sebagaii ‘mata uang’ atau alat tukar dalam aktivitas jual beli. Mereka cuma menumbuk kakao yang sudah tidak lagi dipakai atau yang sudah rusak.

Pada Tahun 1528 – Cortez, seorang petualang asal Spanyol, membawa cokelat kepada Raja Charles ke-5 dari Suku Aztec dalam bentuk biji kakao. Untuk sementara waktu, racikan minuman cokelat hanyalah kenikmatan yang jadi rahasia kaum ningrat. Ketika rahasia itu terungkap, minuman tersebut tersebar luas dan menjadi terkenal. Orang-orang Spanyol menjadi candu akan minuman cokelat panas, mereka mencampurnya dengan air bunga jeruk dan madu atau rempah.

Pada tahun 1560 – Pohon kakao juga diperkenalkan ke negara-negara Asia. Pohon tersebut dibawa ke pulau Sulawesi di Indonesia dari Caracas, Venezuela. Di pertengahan abad berikutnya, tingkat kepopuleran minuman cokelat tersebar luas di Prancis. Salah seorang berkebangsaan Prancis membuka toko minuman cokelat panas pertama di London. Samuel Peyps menuliskan tentang hal ini dalam diarinya. Pada tahun 1700-an, rumah-rumah yang menyajikan cokelat itu setara kepopulerannya dengan yang menjajakan kopi di Inggris.

Pada tahun 1765 – Produksi cokelat dimulai di Amerika Utara dengan dibukanya pabrik penggilingan biji kakao di Massachusets.

Pada tahun 1778 – Masyarakat di Philipina, Jakarta dan Sumatra mulai diperkenalkan dengan kakao oleh Belanda. Produksi dengan skala besar pun dimulai di Hindia Belanda (sekarang Malaysia dan Indonesia).

Pada tahun 1828 – Seorang ahli kimia berkebangsaan Belanda, Conrad van Hooten, mempatenkan teknik untuk mengembangkan kekuatan pencernaan dari kakao. Lemak dalam biji kakao yang ditumbuk maupun dipanggang bisa diambil berkat teknik ini. Garam alkaline (garam dasar) ditambahkan kedalam serbuk kakao ini agar bisa larut di dalam air. Ini kemudian dikenal sebagai ‘kakao Belanda’. Produksi besar-besaran dari cokelat murah dengan mengaplikasikan teknik ‘kakao Belanda’ ini kemudian disetujui van Hooten setelah teknik tersebut dipatenkan.

Pada tahun 1847 – ditandai sebagai keberhasilan pertama dalam produksi massal dari cokelat batangan ketika perusahaan manufaktur asal Inggris, J.S. Fry & Sons, memperkenalkan penggunaan dari serbuk kakao untuk tujuan membuat cokelat batangan.

Pada tahun 1853, Perusahaan keluarga Cadbury menjadi penyuplai cokelat untuk Ratu Victoria. Di tahun yang sama, perusahaan Cadbury-Schweppes berkembang menjadi salah satu pemimpin dalam manufaktur cokelat di dunia.

Pada tahun 1879 – di Swiss, seorang ahli kimia bernama Henri Nestle dan seorang pengusaha cokelat bernama Daniel Peter memformulasikan sebuah teknik untk mengkombinasikan cokelat dengan susu dengan menggunakan kakao bubuk dan susu kental. Perpaduan ini kemudian diperkaya dengan menambahkan lemak kakao (cocoa buter) dan padatan kakao. Kombinasi ini lalu dikenal sebagai susu cokelat, yang lantas terbukti sukses besar secara komersial.

Pada tahun 1879 – conching adalah proses standar pembuatan cokelat, ketika Rudolphe Lindt, seorang pengusaha cokelat asal Swiss, menemukan mesin penggilingan cokelat. Mesin ini menghasilkan cokelat yang halus.

Pada tahun 1894 – Hershey Chocolate Company was established by Milton Hershey, in Pennsylvania.

Perusahaan Cokelat Hershey didirikan oleh Milton Hershey di Pennsylvania.
Maka lahirlah industri cokelat. Proses produksi yang modern memungkinkan para pengecer untuk menjual cokelat pada setiap orang. Kehadiran Abad ke-20 menandai pertumbuhan yang signifikan dalam produksi kakao di berbagai Negara di seluruh penjuru dunia. Sekarang ini, baik itu produksi maupun konsumsi kakao dan cokelat sudah tumbuh bervariasi.

Pada tahun 2003 – PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk, didirikan. Sebagai bagian dari generasi perusahaan cokelat dan kakao yang lebih muda di Indonesia, perusahaan ini begitu antusias untuk menjadi bagian dari dunia pembuatan cokelat dan juga perusahaan ini berada dalam misi untuk menemukan kembali serta memperkenalkan kembali produk-produk kakao dan cokelat premium, baik untuk generasi sekarang, maupun yang akan datang.

Sekarang ini, PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk, telah menjadi salah satu perusahaan yang menjanjikan produk-produk kakao dan cokelat yang berkualitas tinggi, dan sebagai bagian dari rencana perluasan usaha kami, kami pun telah fokus juga pada pasar global.